Tampilkan postingan dengan label IPA BAB 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IPA BAB 3. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Oktober 2019

alat pemurnian air


4. Alat Pemurnian Air

Pernahkah kalian bermain ke danau, waduk, atau kolam? Apakah kamu melihat eceng gondok di tempat tersebut? Apakah kamu juga melihat bahwa perairan tersebut jernih? Pada umumnya perairan yang ditumbuhi eceng gondok kondisi airnya jernih. Mengapa demikian? Ketika kamu melihat akar eceng gondok, kamu akan melihat akar eceng gondok berbentuk serabut-serabut yang banyak dan rapat. Akar- akar ini mampu menyerap partikel-partikel yang terlarut dalam air sehingga air menjadi bersih. Bahkan zat-zat berbahaya seperti racun pun dapat diserap oleh eceng gondok. Perhatikan Gambar 3.33 Rambut akar Jalur penyerapan air dan partikel lain Xilem Saluran antarsel plasmodesmata Molekul air Aquaporin Membran sel Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 3.33 Eceng Gondok dan Jalur Penyerapan Air serta Partikel Lainnya 142 Kelas VIII SMPMTs Semester 1 Apabila kamu mengamati membran sel akar secara lebih teliti dengan menggunakan mikroskop elektron, maka akan terlihat lubang-lubang atau saluran kecil pada membran sel akar. Saluran ini terbentuk dari protein dan memiliki lubang dengan ukuran tertentu dan daya ikat tertentu pula. Salah satu salurannya bernama aquaporin. Aquaporin ini merupakan saluran protein kanal yang hanya dapat dilewati oleh air, sehingga partikel lain tidak dapat masuk lewat aquaporin. Mekanisme tersebut menginspirasi ilmuwan untuk mengembangkan teknologi penyaringan atau pemurnian air. Dengan teknologi ini air yang kotor dapat disaring, sehingga air hasil penyaringan benar-benar bersih dan aman untuk dikonsumsi. Tahukah Kamu? Selain menginspirasi untuk mengembangkan teknologi, struktur organ dan jaringan tumbuhan juga menginspirasi bentuk rancangan bangunan, misalnya gedung teater Esplanade di Singapura yang terinspirasi dari struktur kulit buah durian. Lapisan terluar dari atap gedung tersebut berbentuk segitiga seperti duri pada durian, atap tersebut dapat diatur untuk mengikuti pergerakan matahari, sehingga dapat menjaga intensitas cahaya yang masuk dalam gedung. Perhatikan Gambar 3.35 a b Sumber: a en.wikipedia.org, b Dok. Kemdikbud Gambar 3.35 a Gedung Esplanade, b Buah Durian Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 3.34 Alat Pemurnian Air 143 Ilmu Pengetahuan Alam Ayo, Kita Renungkan Betapa besar peran tumbuhan bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Tumbuhan mampu menyerap hal-hal yang mungkin tidak kamu sukai, seperti panasnya sinar matahari dan gas karbon dioksida CO 2 . Kamu pasti merasa berat jika harus berdiri lama di bawah terik matahari dan kamu dapat pingsan jika terlalu banyak menghirup gas CO 2 . Namun, tidak demikian halnya dengan tumbuhan yang memiliki struktur daun yang sangat kompleks dan kloroilnya yang dapat memanfaatkan sinar matahari untuk mengubah CO 2 dan air menjadi zat gula dan gas oksigen O 2 melalui proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini dibutuhkan bagi setiap makhluk hidup untuk bertahan hidup. Maha Besar Tuhan, tidak ada ciptaan-Nya yang sia-sia di muka bumi ini. Hal-hal yang mungkin tidak kamu sukai tadi, dapat jadi sangat bermanfaat setelah diproses oleh makhluk hidup lain seperti halnya proses fotosintesis pada tumbuhan, bukan? Apa yang terjadi seandainya tidak ada tumbuhan di muka bumi? Tuhan juga telah mendesain struktur tumbuhan di alam ini dengan sangat sempurna. Banyak struktur tumbuhan yang ditiru oleh para ilmuwan untuk dikembangkan menjadi teknologi, misalnya teknologi pembangkit listrik tenaga surya yang dibuat dengan meniru prinsip daun yang memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan energi kimia, sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif yang sangat bermanfaat. Masih banyak fenomena lain di alam yang dapat kamu pelajari, oleh karena itu teruslah belajar dari alam karena belum ada yang dapat menandingi kecanggihan ciptaan Tuhan, sehingga kamu akan lebih bersyukur dan menghargai lingkungan sekitar. Begitu pentingnya tumbuhan bagi kehidupan kita oleh karena itu apakah kamu sudah berupaya menjaga kelestariannya. Coba jawablah beberapa pertanyaan berikut ini 144 Kelas VIII SMPMTs Semester 1 Tabel 3.6 Pertanyaan untuk Releksi Terkait Struktur dan Fungsi Tumbuhan No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah kamu memaku pamlet pada pohon? 2 Apakah kamu membakar sampah di dekat pohon? 3 Apakah kamu memetik bunga hingga tak tersisa? 4 Apakah kamu membiarkan tanaman di sekitarmu kering? 5 Apakah kamu sengaja memetik buah yang belum layak dimakan? Total Coba kamu hitung, berapa total skormu dengan ketentuan: ƒ Jawaban “ya” mendapat skor 0 nol ƒ Jawaban “tidak” mendapat skor 2 dua Bandingkan total skormu dengan kriteria berikut. ƒ Skor 0 - 3 : berarti kamu tidak peduli terhadap tumbuhan ƒ Skor 4 - 6 : berarti kamu kurang peduli terhadap tumbuhan ƒ Skor 7 - 10 : berarti kamu peduli terhadap tumbuhan Untuk kamu yang tidak peduli atau kurang peduli, sebaiknya kamu terus berusaha untuk meningkatkan kepedulianmu terhadap tumbuhan. 145 Ilmu Pengetahuan Alam Info Tokoh 740-831 M Robert Brown Penemu bahwa sel-sel epidermis tumbuhan, serbuk sari, dan kepala putik mengandung inti sel Matthias J. Schleiden Penemu bahwa tubuh tumbuhan tersusun atas bagian terkecil yang disebut sel 828-896 M Said Al Asma’i Membuat buku tentang tumbuhan An-Nabat was Syajar tumbuhan dan pepohonan Ad-Dinawari Membuat buku Botany and Agriculture dan dinobatkan sebagai pendiri Botani atau ilmu tumbuh-tumbuhan Al-Baitar Ahli Botani tumbuhan dan Farmasi obat- obatan. Membuat buku Al-Jami i al- Adwiya al-Mufrada buku tumbuhan dan pengobatan 1190-1248 M 1773-1858 M 1804-1882 M 146 Kelas VIII SMPMTs Semester 1 Rangkuman 1. Organ vegetatif merupakan organ tumbuhan yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, terutama berguna untuk penyerapan, pengolahan, pengangkutan, dan penimbunan zat-zat makanan. 2. Organ vegetatif tumbuhan berpembuluh terdiri atas akar, batang, dan daun. 3. Akar berfungsi untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah atau medium tumbuhnya dan menyerap air dan mineral dalam tanah atau pada medium tumbuhnya. 4. Batang berfungsi untuk menyokong bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, sebagai jalan pengangkutan air dan mineral dari akar menuju daun, dan jalan pengangkutan makanan dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. 5. Daun berfungsi untuk mengambil gas karbon dioksida CO 2 yang digunakan sebagai sumber bahan baku dalam fotosintesis, mengatur penguapan air transpirasi, dan pernapasan respirasi tumbuhan. 6. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis. Jaringan meristem dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu meristem primer menyebabkan pertumbuhan memanjang dan meristem sekunder menyebabkan pertumbuhan melebar. 7. Jaringan dewasa berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer dan sel-sel meristem sekunder, yang telah mengalami diferensiasi. Jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi jaringan pelindung epidermis, jaringan dasar parenkim, jaringan penyokong kolenkim dan sklerenkim, dan jaringan pengangkut xilem dan loem. 147 Ilmu Pengetahuan Alam 8. Jaringan pelindung berfungsi untuk melindungi bagian dalam tumbuhan dari berbagai pengaruh luar yang merugikan, contohnya adalah jaringan epidermis. 9. Jaringan dasar atau jaringan pengisi memiliki fungsi penting dalam semua proses isiologi metabolisme pada tumbuhan, contohnya adalah jaringan parenkim. 10. Jaringan penyokong berfungsi untuk memberi bentuk tubuh tumbuhan, contohnya adalah jaringan kolenkim dan sklerenkim. 11. Jaringan pengangkut terdiri atas jaringan xilem dan jaringan loem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan zat-zat terlarut di dalamnya dari akar menuju daun. Floem berfungsi untuk mengangkut makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. 12. Fotosintesis terjadi pada jaringan palisade dan jaringan bunga karang, yang banyak ditemukan di daun. 13. Struktur organ dan jaringan tumbuhan tersebut menginspirasi manusia untuk mengembangkan berbagai teknologi, seperti panel surya solar cell, sensor cahaya, lapisan pelindung dan pengilap mobil, dan alat pemurnian air. 148 Kelas VIII SMPMTs Semester 1 Bagan Konsep Struktur Organ, Jaringan Tumbuhan, Serta Teknologinya di Lingkungan terdiri atas Organ Tumbuhan Jaringan Tumbuhan Teknologi Terinspirasi dari Struktur Tumbuhan Organ Vegetatif Organ Generatif Akar Batang Daun Bunga Buah dan Biji Jaringan Meristem Jaringan Dewasa Meristem Primer Meristem Sekunder Jaringan Pelindung Epidermis Jaringan Pengisi Parenkim Jaringan Penguat Kolenkim Sklerenkim Jaringan Pengangkut Xilem Floem Panel Surya Sensor Cahaya Alat Pemurnian Air Lapisan Pelindung dan Pengilap dikelompokkan menjadi misalnya te rd ir i a ta s te rd ir i a ta s 149 Ilmu 


sumber: https://text-id.123dok.com/document/7qvxdwery-lapisan-pelindung-dan-pengilap-alat-pemurnian-air.html

lapisan pelindung dan pengilap

Lapisan Pelindung dan Pengilap

Pernahkah kamu melihat tanaman talas atau daun teratai? Ketika kamu melihat daun kedua tanaman tersebut kamu pasti melihat bahwa daun tersebut sangat bersih dan tahan air. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Jika kamu melihat melalui mikroskop penampang melintang dari kedua daun tersebut maka kamu akan melihat pada permukaan daun tersebut terdapat lapisan tebal yang disebut kutikula. Kutikula ini tersusun atas senyawa lipid berupa lilin wax dan polimer hidrokarbon yang disebut kutan. Kedua senyawa ini bersifat hidrofobik atau tidak suka air, sehingga jika air mengenai lapisan ini tidak akan membasahi daun. Lapisan lilin ini juga mampu mencegah menempelnya debu atau kotoran lain dan membuat daun tetap bersih. Tahukah kamu bahwa ilmuwan juga telah mengadopsi mekanisme ini dan menerapkannya untuk membuat cat yang tidak mudah kotor, lapisan pengilap, dan lapisan anti air, misalnya pada semir sepatu, lapisan pengilap pada mobil atau perabot rumah tangga, dan lain sebagainya. Perhatikan Gambar 3.32 141 Ilmu Pengetahuan Alam a b Sumber: a Dok. Kemdikbud, b www.thehousefactory.com. Gambar 3.32 Lapisan Pelindung, a Lapisan Pelindung Kutikula pada Daun Tumbuhan, b Perbandingan Mobil Sebelum dan Sesudah dilapisi Pelindung yang terbuat dari Wax Lilin


sumber: text-id.123dok.com/document/7qvxdwery-lapisan-pelindung-dan-pengilap-alat-pemurnian-air.html

sensor cayaha



Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat memberikan perubahan besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor cahaya tersebut. Sensor cahaya dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui pada penerima remote televisi dan pada lampu penerangan jalan otomatis.
Sensor Cahaya

Jenis-Jenis Sensor Cahaya

Dilihat dari perubahan output sensor cahaya maka sensor cahaya dapat dibedakan kedalam 2 tipe yaitu :
  • Sensor cahaya tipe fotovoltaik
  • Sensor cahaya tipe fotokonduktif
Kemudian apabila dilihat dari cahaya yang diterima sensor cahaya tersebut, maka sensor cahaya dapat dibagi dalam beberapa tipe sebagai berikut :
  • Sensor cahaya infra merah
  • Sensor cahaya ultraviolet

Sensor Cahaya Tipe Fotovoltaik

Sensor cahaya tipe fotovolataik adalah sensor cahaya yang dapat memberikan perubahan tegangan pada output sensor cahaya tersebut apabila sensor tersebut menerima intensitas cahaya. Salah satu contoh sensor cahaya tipe fotovoltaik adalah solar cell atau sel surya.
Solar Cell
Sensor cahaya tipe photovoltaic adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Berikut konstruksi dari sensor cahaya tipe fotovoltaik.
Konstruksi Solar Cell

Sensor Cahaya Fotokonduktif

Sensor cahaya tipe fotokonduktif akan memberikan perubahan resistansi pada terminal outputnya sesuai dengan perubahan intensitas cahaya yang diterimanya. Sensor cahaya tipe fotovoltaik ini ada beberapa jenis diantaranya adalah :
  • LDR (Light Depending Resistor)
  • Photo Transistor
  • Photo Dioda

LDR (Light Depending Resistor)

Sensor CahayaLDR (Light Depending Resistor)
LDR adalah sensor cahaya yang memiliki 2 terminal output, dimana kedua terminal output tersebut memiliki resistansi yang dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Dimana nilai resistansi kedua terminal output LDR akan semakin rendah apabila intensitas cahya yang diterima oleh LDR semakin tinggi.

Photo Transistor

PhototransistorPhoto transistor
Photo transistor adalah suatu transistor yang memiliki resistansi antara kaki kolektor dan emitor dapat berubah sesuai intensitas cahaya yang diterimanya. Photo transistormemiliki 2 terminal output dengan nama emitor dan colektor, dimana nilai resistansi emeitor dan kolektro tersebut akan semakin rendah apabila intensitas cahaya yang diterim photo transistor semnakin tinggi.

Photo Dioda

PhotodiodaPhoto dioda
Photo dioda adalah suatu dioda yang akan mengalami perubahan resistansi pada terminal anoda dan katoda apabila terken cahaya. Nilai resistansi anoda dan katoda pada photo dioda akan semakin rendah apabila intensitas cahaya yang diterima photodioda semkin tinggi.

Sensor Cahaya Infra Merah

Sensor cahaya infra merah adalah sensor cahaya yang hanya akan merespon perubahan cahaya inframerah. Sensor cahaya infra merah pada umumnya berupa photo ttransistor atau photo dioda. Dimana apabila sensor cahaya infra merah ini menerima pancaran cahaya infra merah maka pada terminal outputnya akan memberikan perubahan resistansi. Akan tetapi ada juga sensor cahaya yang telah dibuat dalam bentuk chip IC penerima sensor infra merah seperti yang digunakan pada penerima remote televisi. Dimana chip IC sensor infra merah ini akan memberikan perubahan tegangan output apabila IC sensor infra merah ini menerima pancaran cahaya infra merah. Berikut adalah bentuk dari IC sensor infra merah tersebut.

IC sensor Infra MerahSensor Cahaya Ultraviolet

Sensor cahaya ultraviolet merupakan sensor cahaya yang hanya merespon perubahan intensitas cahaya ultraviolet yang mengenainya. Seonsor cahaya ultraviolet ini akan memberikan perubahan besaran listrik pada terminal outputnya pada saat menerima perubahan intensitas pancaran cahaya ultraviolet. Sensor cahaya yang populer salah satunya UVtron. Modul sensor cahaya UVtron akan memberikan perubahan tegangan output pada saat sensor UVtron menerima perubahan intensitas cahaya ultraviolet. Berikut adalah bentuk modul sensor cahaya UVtron.
Sensor Cahaya Ultraviolet UVtronModul sensor cahaya ultraviolet UVtron


panel surya (solar cell)

Pengertian Sel Surya (Solar Cell) dan Prinsip Kerjanya – Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel Photovoltaic (PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839.
Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang diterimanya berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan semikonduktor tipe N dan tipe P untuk mengalir. Sama seperti Dioda Foto (Photodiode), Sel Surya atau Solar Cell ini juga memiliki kaki Positif dan kaki Negatif yang terhubung ke rangkaian atau perangkat yang memerlukan sumber listrik.
Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang memiliki permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut menjadikan perangkat Sel Surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada umumnya. Contohnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon mampu menghasilkan tegangan setinggi 0,5V dan Arus setinggi 0,1A saat terkena (expose) cahaya matahari.
Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini ke berbagai macam penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan, pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik dan bahkan sebagai sumber listrik untuk menggerakan Satelit yang mengorbit Bumi kita.

Struktur Dasar dan Simbol Sel Surya (Solar Cell)

Berikut ini adalah Struktur Dasar, Bentuk dan Simbol Sel Surya (Solar Cell).
Pengertian Sel Surya (Solar Cell) dan Prinsip Kerjanya

Prinsip Kerja Sel Surya (Solar Cell)

Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton. Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya.  Elektron yang terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+).
Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).
Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

Rangkaian Seri dan Paralel Sel Surya (Solar Cell)

Seperti Baterai, Sel Surya juga dapat dirangkai secara Seri maupun Paralel. Pada umumnya, setiap Sel Surya menghasilkan Tegangan sebesar 0,45 ~ 0,5V dan arus listrik sebesar 0,1A pada saat menerima sinar cahaya yang terang. Sama halnya dengan Baterai, Sel Surya yang dirangkai secara Seri akan meningkatkan Tegangan (Voltage) sedangkan Sel Surya yang dirangkai secara Paralel akan meningkatkan Arus (Current).
Baca juga : Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel Baterai.
Rangkaian Seri dan Paralel Sel Surya

sumber: teknikelektronika.com/pengertian-sel-surya-solar-cell-prinsip-kerja-sel-surya/

struktur dan fungsi jaringan pada daun

Daun  merupakan istilah yang digunakan untuk bagian tumbuhan yang bentuknya seperti lembaran pipih dan umumnya berwarna hijau bila terpapar cahaya dan udara. Daun  merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi  dari cahaya matahari untuk fotosintesis.

Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya. Daun juga mempunyai mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu proses pertumbuhan pada tumbuhan.  Cara umum organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga. Organ tumbuhan tersusun atas sekelompok sel yang mempunyai keaktifan yang sama, yang disebut jaringan. Secara morfologi dan anatomi daun merupakan organ tumbuhan yang paling beragam. Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk fotosintesis,  penguapan (transpirasi), dan transportasi. Daun tersusun atas beberapa macam jaringan seperti epidermis, parenkim dan ikatan pembuluh (xilem dal floem)


Mulut daun (stomata), yang berfunngsi untuk pertukaran gas. stomata ini umumnya terdapat dibagian daun membuka dan menutupnya stomata diatur oleh tekanan turgor. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen  yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan dalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

Pengertian Daun

Daun adalah organ tumbuhan yang menempel pada batang. Daun berfungsi sebagai tempat melakukan fotosintesin. Setiap tumbuhan memiliki bentuk, ukuran, dan warna daun yang khas untuk mencirikan tumbuhan tersebut. Melalui pengamatan, kamu dapat membedakan antara daun dikotil dan monokotil. Pada tumbuhan .dikotil memiliki peruratan memata jala, sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki peruratan daun yang sejajar atau melengkung.

Bagaimana struktur anatomi daun, sehingga dapat melaksanakan fungsi fotosintesis dan pertukaran zat? Setiap struktur daun tersusun dari lapisan- lapisan sel yang menyusunnya. Lihat pada Gambar 3.13! Pada permukaan atas dan bawah daun terdapat lapisan tipis sel yang disebutdengan epidermis yang berfungsi untuk melindungi daun. Pada beberapa tumbuhan, daun dilapisi oleh lapisan kutikula serupa lilin.

Struktur dan Fungsi Daun

Struktur-dan-Fungsi-Daun

Struktur Umum

Organ tumbuhan, seperti hal organ pada hewan tersusun atas jaringan (sekelompok sel yang mrmpunyai keaktifan khas ). Jaringan tersusun atas sel. Secara umum organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga. Daun merupakan istilah yang digunakan untuk bagian tumbuhan yang bentuknya seperti lembaran pipih dan umumnya berwarna hijau bilaterpapar cahayadan udara.

Daun terdiri atas tiga sistem jaringan. Helai daun ( lamina ) terdiri atas selapis epidermis pelindung, bagian jaringan dasar parenkim yang dikenal sebagai mesofil dan terdiri atas stuktur luar dan struktur dalam daun yang berkaitan dengan perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi.

Baca Juga : Membran Sel

Ciri-ciri Daun :

Pada umumnya daun pipih, melebar atau meluas dan berwarna hijau. Helaian daun yang luas sangat membantu dalam menangkap energi matahari dan CO2. Cirri tersebut tentu sesuai dengan fungsinya. Ada 4 macam jaringan pada organ daun, yaitu jaringan epidermis, jaringan tiang, jaringan bunga karang, dan jaringan pengangkutan.
  • Stuktur jaringan luar daun terdiri dari :

  • Helaian daun ( lamina )
Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian. Maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaian di sebut pula sebagai sifat daunnya. Contoh : jika kita mengatakan daun nangka jorong sesungguhnya yang jorong itu bukan daunnya melainkan helaiannya.

  • Tangkai daun ( petioulus )
Tangkai daun merupakan bagian yang mendukung pelayannya dan bertugas untuk mendapatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.

  • Pelepah daun ( folius )
Daun yang berupih hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal ( monokotil ) pelepah daun  mempunyai fungsi untuk Sebagai pelindung kuncup yang mudah, seperti dapat di lihat pada tanaman tebu (Seccharum Officinnarum L). Memberi  kekuatan  pada  tanaman.

Daun yang memilki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang dan talas. Daun yang tidak memiliki satu bagian daun disebut daun tidak sempurna.

  • Struktur jaringan dalam daun umumnya tersusun atas :

  1. Epidermis merupakan lapisan terluar yang menutup permukaan atas dan bawah daun. Fungsinga adalah untuk melindungi jaringan daun yang ada dibawahnya. Epidermis juga dilapisi lapisan lilin atau kutikula yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan yang lebih besar, bagaian tertentu  beberapa sel  epdirmis berupa menjadi stomata atau mulut daun yang berfungsi untuk pertukaran gas. Untuk daun yang tumbuh mendatar stomata biasanya terdapat banyak di bagian  bawah permukaan daun, sedangkan untuk daun yang  posisinya tegak stomata terdapat pada bagian kedua sisi daun dan untuk tumbuhan air stomata banyak ditemukan pada bagian atas permukaan daun.

  2. Jaringan parenkim jaringan ini terdiri dari jaringan palisade atau jaringan tiang dan jaringan bunga karang atau spon. Kedua jaringan tadi merupakan jaringan mesofil atau daging daun. Pada jaringan ini pula terdapat klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintesis.
  3. Jaringan Pengangkutjaringan ini terdapat pada tulang daun, jaringan pengangkut ini berupa jaringan floem dan xylem yang merupakan kelanjutan dari jaringan pengangkut pada akar, batang kemudian berakhir pada ujung atau tepi daun, yang berfungsi sebagai alat transport dan sebagai penguat daun.
  4. Jaringan tambahan daun, jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.


Struktur Jaringan Daun Sejati

Daun sejati adalah daun yang memiliki helaian daun, pelepah daun dan tangkai daun atau sering disebut daun lengkap. Terdiri atas jaringan :

  • Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas.

  • Mesofil Daun (Jaringan dasar)
Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.

  • Berkas Pengangkut Daun
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan sebagai penguat daun.
  • Jaringan Tambahan Daun
Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

Variasi daun

  • Kelengkapan daun

Daun lengkap yaitu daun yang terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun yang tidak lengkap adalah daun yang tidak mempunyai satu atau dua bagian dari bagian-bagian tersebut. Ada beberapa macam daun yang tidak lengkap, yaitu :
  • Terdiri dari tangkai dan helaian daun disebut dengan daun bertangkai
  • Terdiri dari pelepah dan helaian daun disebut daun duduk.berupih.
  • Terdiri dari helaian daun saja disebut daun duduk.
  • Terdiri dari tangkai daun saja disebut helaian daun semu atau palsu.


  • Bangun (bentuk) daun (Circumscriptio)

Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk umum daun dapat dibedakan atas 4 golongan yaitu :
  • Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
    1. Jika panjang : lebar = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh : pada teratai besar (Jatropa curcas).
    2. Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau ellipticus) seperti pada nangka (Arthrocarpus communis).
    3. Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti pada srikaya (Annona squamosa)
    4. Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus)
    5. Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus), contoh pada keladi (Caladium bicolor).

  1. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah daun
    • Pangkal daun tidak bertoreh
  2. Bulat telur (ovatus), contoh pada daunkembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
  3. Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa)
  4. Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)
  5. Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidaskl sama panjang, contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus)
    • Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
    • Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk, seperti pada daun waru (Hibiscus tilliaceus).
  6. Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).
  7. Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)
  8. Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)
  9. Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)

  • Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun
    1. Bulat telur sungsang (obovatus), pada sawo kecik (Manikara kauki)
    2. Jantung sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa)
    3. Segi tiga terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi (Marsilea crenata)
    4. Sudip (sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus scaber)

  • Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama lebar
    1. Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa)
    2. Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh pada jagung (Zea mays)
    3. Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengahnya dan tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana).
    4. Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing, seluruh bagian kaku, pada daun cemara (Araucaria cuninghamii)
    5. Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus merkusii.

  • Ujung daun (apex folii)

Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu :
  1. Jika pertemuan tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip, maka disebut ujung daun meruncing (acutus). Biasanya ditemukan pada daun bangun bulat memanjang, lanset, segi iga, delta, belah ketupat dan lain-lain. Contoh pada daun padi.
  2. Jika pwertemuan tepi daun berada di bawah puncak maka ujung daun disebut meruncing (acuminatus). Ditemukan pada daun kembang sepatu.
  3. Jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan membentuk sedut tumpul maka ujung daun ini disebut tumpul (obtusus), ditemukan pada daun sawo kecik.
  4. Jika pertemuan tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka disebut ujung daun daun membulat (rotundatus).
  5. Jika ujung daun rata disebut romping (truncates), contoh pada daun jambu monyet.
  6. Jika ujung daun berlekuk maka disebut ujung daun terbelah (retusus), contoh pada daun saliguri (Sida retusa)
  7. Jika ujung daun berduri naka disebut mucronatus, contoh daun nenas seberang.
  8. Jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya ditemukan pada ujung daun yang bersulur seperti kembang sunsang.
  9. Jika pada daun yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut aristatus
  10. Jika pada daun yang bagian distalnya lbar dan terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut caudatus.
  • Pangkal Daun (basis folii)

Untuk menentukan bentuk pangkal daun, kita terlebih dahulu menghubungkan kedua tepi daun ke arah basal.
Adakalanya kedua tepi daun tidak menyatu pada pangkal daun karena dibatasi oleh tangkai daun. Berdasarkan ini maka bentuk bentuk pangkal daun dapat dijumpai sebagai berikut :

  1. Pangkal daun yang tidak menyatu
  2. Runcing / acutus
  3. Meruncing / acuminatus
  4. Tumpul / obtusus
  5. Membulat / rotundatus
  6. Rompang atau rata / truncatus
  7. Berlekuk / emarginatus
  8. Hestatus
  9. Kedua tepi daun menyatu (connatus)
  10. Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun yang ada dihadapannya disebut connatus-perfoliatus, dan apabila kedua tepi daun menyatu dan mengelilingi batang disebut perfoliolatus.

  • Tulang Daun (nervus)

Fungsi tulang daun adalah:
  • Memperkuat daun seperti halnya tulang tulang hewan dan manusia, oleh sebab itu tulang daun disebut juga rangka daun
  • Transportasi zat zat karena tulang daun itu sesungguhnya adalah berkas pembuluh angkut.

Berdasarakan besar kecilnya tulang daun, dapat dibedakan menjadi
  • Ibu tulang daun (costa), ukuran terbesar, merupakan terusan dari tangkai daun, biasanya membagi daun menjadi dua bagian.
  • Tulang daun lateral (nervus lateral), cabang tulang daun yang keluar dari ibu tulang daun.
  • Urat daun (vena), tulang daun yang amat kecil yang tersusun seperti jala atau sejajar.

Sistem tulang daun menunjukkan cara tulang daun tersusun dalam helaian daun. Menurut susunan tulang daunnya dikenal:
  • Jika tulang daun terpencar ke arah tepi daun
  1. Bertulang menjari / palminervis, cabang tulang daun terpencar dari satu titik pada pangkal ibu tulang.
  2. Bertulang menyirip / penninervis, cabang keluar di sepanjang ibu tulang daun.
    1. Jika di bagian atas ujung daun tulang tulang menyatu
  3. Bertulang lurus / rectinervis, biasanya ditemukan pada daun rumput rumputan
  4. Bertulang melengkung / curvinervis, biasanya ditemukan pada hampir semua Melastomataceae.

Biasanya tumbuhan monokotil mempunyai pertulangan sejajar dan melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai pertulangan menyirip dan menjari. Begitu juga dengan vena (urat daun), pada tumbuhan monokotil umumnya mempunyai vena sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai vena seperti jala. Namun terkadang pada beberapa jenis, ditemukan pengecualian terhadap hal yang umum di atas.

  • Tepi Helaian Daun
Berdasarkan torehan yang ada pada daun suatu tumbuhan, maka daun dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu daun dengan pinggiran rata / intinger dan daun dengan torehan pada tepinya / divisus.
Torehan pada pinggir daun sangat beraneka ragam sifatnya, berdasarkan dalam atau tidaknya torehan pingir daun dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
  1. Torehan merdeka, maksudnya bangun daun tidak dipengaruhi oleh torehan itu. Seringkali torehan tidak berkaitan dengan ibu tulang daun atau cabang tulang daun.
  2. Torehan mempengaruhi bentuk, tepi daun mengubah bangun umum daun. Torehan biasanya terjadi diantara tulang tulang cabang dengan tulang daun utama.

Lekukan yang terjadi pada pinggir daun disebut sinus, serta tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk sinus dan angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan merdeka dapat dibedakan atas:
  1. Bergerigi / serratus, sinus dan angulusnya sama sama runcing.
  2. Bergerigi ganda / biserratus, jika angulus pada daun yang bergerigi mempunyai gerigi lagi.
  3. Berombak / repandus, jika sinus dan angulusnya sama sama tumpul
  4. Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.
  5. Beringgit / crenatus, jika sinus lancip dan angulus tumpul.

Pada pinggir daun yang mempengaruhi bentuk, berdasarkan dalamnya torehan dapat dibedakan sebagai berikut:
  1. Berlekuk / lobatus, dalam torehan kurang dari setengah panjang tulang cabang.
  2. Bercangap / fissus, dalam torehan sampai dengan setengah panjang tulang cabang.
  3. Berbagi / partitus, dalam torehan melebihi setengah panjang tulang cabang.

Berdasarkan macam torehan serta hubungannya dengan pertulangan daun itu sendiri maka pinggir daun dapat berbentuk:
  1. Palmatilobus / berlekuk menjari
  2. Palmatividus / bercangap menjari
  3. Palmatipartitus / berbagi menjari
  4. Pinnatilobus / berlekuk menyirip
  5. Pinnatividus / bercangap menyirip
  6. Pinnatipartitus / berbagi menyirip

  • Daging Daun (Intervenium)
Tebal dan tipisnya daun disebabkan kerja dari meristem papan. Berdasarkan sifat ini daun dapat dibedakan menjadi :

  1. Tipis seperti selaput (membranaceus), ex. Hymenophyllum australe
  2. Seprti kertas (papyraceus atau chartaceus), ex. Musa paradisiacal
  3. Tipis lunak (herbaceous), ex. Nasturtium officinale
  4. Seperti perkamen, ex. Cocos nucifera
  5. Seperti kulit atau tulang, ex.Calophyllum inophylum
  6. Berdaging (carnosus), ex. Aloe sp

  • Warna daun
Daun biasanya berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai alat fotosintesis, naun kita temukan daun tidak berwarna hijau seperti merah kuning kecoklatan dan lain lain.
Misalnya pada daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah disebabkan karena warna antosianin menutupi warna hijau klorofil.
Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang sudah dewasa, karena adakalanya daun muda dari beberapa tumbuhan mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang sudah dewasa.

  1. Permukaan Daun
Permukaan atas daun biasanya berwarna lebih hijau dan mengkilat dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Kadang kadang permukaan daun dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut, duri dan lain lain.
Berdasarkan hal yang demikian maka permukaan daun dibedakan atas:
  • Licin (laevis), dapat terlihat mengkilat(nitidus), suram(opacus) atau juga berselaput lilin (pruinosus).
  • Gundul (glaber)
  • Kasap (scaber)
  • Berkerut (rugosus)
  • Berbingkul bingkul (bullatus), seperti berkerut tapi kerutannya lebih besar.
  • Berambut (pilus)
    1. Berambut (pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu halus dan jarang).
    2. Berambut panjang (villosus), rambut panjang dan lunak.
    3. Berambut beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat.
    4. Berambut kasar (hirsutus), jika rambut kaku, jika diraba terasa kasar.
    5. Berambut bintang (stellato-pillosus), rambut bercabang.
    6. Berambut duri (sedtotus), rambut amat kaku dan tegar.
    7. Berambut bulu (plumosus), rambut seperti bulu yakni rambut yang masing masing berambut lagi.
    8. Berambut empuk (pubescens), rambut pendek, lunak merapat pada permukaan.
    9. Berambut sutera (sericeus), rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan mengkilap.
    10. Berambut wol (lonatus), panjang, keriting tidak teratur.
    11. Berambut seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau yang tidak teratur namun padat membentuk suatu lapisan padat.
    12. Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus), jika rambut kaku dan merapat ke permukaan.
  • Bersisik (lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.


  • Pelipatan Daun

Macam macam cara pelipatan daun:
  1. Conduplicate, daun melipat di sepanjang ibu tulang daun.
  2. Plicate, daun melipat berulang ulang di sepanjang ibu tulang daun secara longitudinal dalam bentuk zig zag.
  3. Circinate, daun menggulung dari ujung daun menuju dasar daun.
  4. Convolute / supervolute, daun menggulung dari salah satu pinggir daun, sehingga menutupi bagian yang lain.
  5. Involute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengahdaun pada permukaan atas.
  6. Revulute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengah pada permukaan bawah daun.

  • Sendi Daun (pulvinus)

Yaitu bagian tangkai daun atau tangakai anak daun yang membengkak, baik pada monokotil dan dikotil. Berfungsi sebagai engsel yang memungkinkan gerakan bolak balik antara bagian daun tersebut. Engsel tersebut disebut sendi daun (pulvinus), yang bisa juga ditemukan antara tangkai dan helaian daun dan helaian anak daun.
Selain pulvinus, ada pembengkakan pada tangkai daun yang mirip dengan pulvinus, tetapi hanya bisa merubah satu kali orientasi daun atau membentuk kaitan sebagai bantuan untuk memanjat, sendi ini disebut pulvinoid.
Sendi absisi adalah bagian daun yang lemah dimana daun atau anak daun atau sebagian tangkai daun atau rakhis akhirnya akan patah. Biasanya sisa sendi absisi bisa dikenali dengan adanya cekungan yang melingkar disekeliling tempat bekas daun. Sendi absisi seringkali membengkak, menandai bagian yang akan patah atau berabsisi.

  • Daun Penumpu (stipula)

Merupakan lembaran serupa daun kecil atau tonjolan yang akan tumbuh ketika kuncup masih kecil. Dapat segera tanggal atau tetap tinggal lebih lama.
Macam macam stipula :
  1. Stipula liberae (daun penumpu bebas), daun penumpu ini bebas terletak di kanan kiri pangkal daun.
  2. Stipula adnate, daun penumpu ini melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun.
  3. Stipula axillaris / stipula interpetiolaris, daun penumpu berlekatan menjadi satu di dalam ketiak daun.
  4. Stipula petiolo opposita / stipula antidroma, daun penumpu berlekatan menjadi satu dan berhadapan dengan tangkai daun. Biasanya agak lebar sehingga melingkari batang.
  5. Stipula interpetiolaris, dua stipula yang berlekatan terletak diantara dua tangkai daun. Biasanya terdapat pada daun yang duduk berhadapan pada satu buku.

  • Selaput Bumbung (ochrea)

Merupakan selaput tipis berbentuk tabung yang menyelubungi atau mengelilingi pangkal suatu ruas batang. Sering dianggap sebagai daun penumpu. Misalnya pada Ixora sp dan Morinda citrifolia.

  1. Lidah lidah (ligula)
Merupakan suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dengan helaian daun pada rumput rumputan (Graminae). Fungsinya adalah untuk mencegah masuknya air ke dalam ketiak daun, sehingga terhindar dari pembusukan.

Variasi stuktur dan jaringan daun

Daun dapat dikelompokkan berdasarkan susunan atau struktur tertentu. Daun memiliki jaringan epidermis, jaringan parenkim, berkas penangangkut daun, dan jaringan tambahan daun.
  • Variasi struktur daun :

  • Bentuk helaian daun
Berdasarkan bentuk helaian daun atau dilihat dari posisi relative bagian daun yang paling lebar daun.
  • Bentuk ujung daun
  • Susunan tulang daun
Menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar

  • Variasi jaringan daun :

  • Epidermis Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya.
  • Jaringan Pagar atau Jaringan Tiang dikenal juga dengan istilah jaringan palisade, merupakan jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis.
  • Jaringan bunga karang Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
  • Berkas pembuluh angkut Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis, pada dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium.
  • Xilem Berfungsi untuk mengangkut air dan garam yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis
  • Floem Berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan termasuk daun itu sendiri.

 

petualangan Template by Ipietoon Cute Blog Design