vitamin A
efisiensi vitamin A adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Penyebab utamanya adalah kurangnya kandungan vitamin A dalam makanan secara kronis sehingga gagal memenuhi kebutuhan fungsi tubuh normal seperti pertumbuhan jaringan, metabolisme normal dan ketahanan terhadap infeksi.
Vitamin A merupakan mikronutrien yang sangat penting untuk menjadi bagian dari asupan makanan. Tubuh manusia tidak memiliki kemampuan memproduksi sendiri vitamin A sehingga harus mengandalkan asupan dari luar. Makanan yang kaya akan vitamin A antara lain hati, minyak hati ikan, telur, biji-bijian, daging, produk olahan susu.
Vitamin A lebih diketahui fungsinya dalam penglihatan, sebagai komponen yang penting dalam sel-sel penangkap cahaya pada retina. Oleh sebab itu, defisiensi vitamin A merupakan penyebab utama kebutaan di negara-negara berkembang.
Selain kebutaan, kurangnya vitamin A dapat berpengaruh terhadap menurunnya dayatahan tubuh sehingga anak lebih mudah terkena penyakit infeksi, misalnya campak, malaria atau diare.
Apakah Penyebab Defisiensi Vitamin A?
Penyebab Defisiensi Vitamin A
Kekurangan vitamin A dalam tubuh sehingga menimbulkan komplikasi lain.
Gejala Defisiensi Vitamin A
Gejala-gejala yang sering timbul akibat kekurangan vitamin A adalah sebagai berikut:
- Mata kering
- Sulit melihat di malam hari
- Kulit kering
- Kuku pecah-pecah
- Ulkus kornea (luka pada mata)
- Kebutaan
- Bintik putih di mata
- gangguan pertumbuhan
- Infeksi
Pencegahan Defisiensi Vitamin A
Rekomendasi pemberian vitamin A sebagai upaya pencegahan defisiensi vitamin A adalah sebagai berikut:
- Pemberian ASI ekslusif untuk 6 bulan pertama untuk mencegah terjadinya defisiensi vitamin A.
- Dosis vitamin A untuk ibu baru melahirkan harus ditingkatkan sampai 400.000 IU dan sebaiknya dibagi dalam 2 dosis.
- Usia di bawah satu tahun harus mendapatkan tiga dosis vitamin A sebanyak 50.000 IU dalam enam bulan pertama kehidupan. Tiga dosis ini dapat diberikan bersamaan dengan imunisasi.
- Pada anak diatas 12 bulan, dosis tunggal vitamin A sebanyak 200.000 IU sebaiknya diberikan tiap 4-6 bulan.
Apakah Pengobatan Defisiensi Vitamin A?
Diagnosis Defisiensi Vitamin A
- Anamnesa:
Vitamin A memegang peranan penting dalam memelihara fungsi sel epitel. Pada anak dengan defisiensi vitamin A, gejala yang muncul dapat berkaitan dengan gangguan fungsi epitel di seluruh organ tubuh termasuk mukosa. Pada kulit, nampak menjadi kering dan bersisik terutama pada daerah lengan, kaki, bahu dan bokong.
Gangguan pada mukosa usus dapat menyebabkan diare. Gangguan pada mukosa saluran napas dapat menyebabkan penyumbatan saluran bronkus. Selain itu, gangguan pada mukosa saluran kemih dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Penderita kondisi ini biasanya sering mengeluhkan masalah penglihatan dimana mengalami kesulitan mengadaptasi penglihatan di tempat gelap (night blindness).
- Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan terarah, pemeriksaan tumbuh kembang anak, dan mencari adanya tanda-tanda yang mendukung kelainan sesuai hasil anamnesia. Pada pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan tanda tanda yang mengarah pada gangguan tumbuh, anemia, retardasi mental, peningkatan tekanan intracranial (rongga kepala).
Pemeriksaan mata juga dapat menunjukan karakteristik yang khas. Pada tahap awal, kornea tampak kering, bersisik, dan opak. Kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi. Selanjutnya dapat terjadi ulserasi (luka) dan nekrosis kornea yang berujung pada kerusakan permanen pada kornea dan berakhir pada kebutaan.
- Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis defisiensi vitamin A tahap awal dapat dilakukan dengan tes adaptasi gelap. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan sitologi impresi konjungtiva, pemeriksaan kadar retinol plasma dan plasma retinol binding protein.
Pengobatan Defisiensi Vitamin A
Kekurangan vitamin A bisa diobati dengan suplemen vitamin A. Jumlah dari suplemen tergantung dari umur anak-anak. Suplemen vitamin A bisa memperbaiki rabun senja dan bisa menolong mata mendapatkan lubrikasi alaminya lagi.
Namun, kehilangan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan di area kornea mata tidak bisa disembuhkan dengan suplemen vitamin A. Segera konsultasikan diri jika mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan untuk mendapat penanganan secepatnya.
Vitamin B
Kekurangan vitamin B dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti beri-beri, kesemutan, hingga anemia. Vitamin B, sama seperti vitamin C, termasuk dalam golongan vitamin yang larut dalam air. Itu artinya vitamin B tidak disimpan di dalam tubuh dan perlu dikonsumsi secara rutin.
Vitamin B kompleks – mulai dari B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, hingga B12 – berfungsi membantu tubuh mengolah dan mendapatkan energi dari makanan yang dikonsumsi, memelihara kesehatan otot, mata, dan saraf, menghasilkan enzim, serta berguna untuk membentuk sel darah merah.
Dampak Kekurangan Vitamin B
Kekurangan vitamin B dapat menimbulkan masalah kesehatan yang beragam. Hal ini tergantung dari jenis vitamin B yang jumlahnya kurang di dalam tubuh. Berikut adalah gangguan kesehatan yang dapat muncul akibat kurangnya asupan vitamin B:
1. Vitamin B1 (thiamine)
Menurut Kementrian Kesehatan republik Indonesia, asupan vitamin B1 yang direkomendasikan per hari berkisar antara 1 hingga 1,4 mg. Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri dan penyakit Wernicke. Beri-beri dapat dikenali dari gejala sesak napas, gerakan mata yang tidak normal, detak jantung meningkat, kaki bengkak, dan muntah-muntah.
Sedangkan penyakit Wernicke memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan penglihatan berbayang, gangguan koordinasi otot, dan penurunan fungsi mental. Jika tidak diobati, penyakit Wernicke dapat memburuk dan menjadi sindrom Wernicke-Korsakoff.
Gejala sindrom Wernicke-Korsakoff dapat berupa halusinasi, amnesia, mata sulit dibuka (ptosis), sulit memahami suatu informasi, hilang ingatan atau tidak bisa membentuk ingatan baru.
2. Vitamin B2 (riboflavin)
Vitamin B2 berfungsi membantu pengolahan energi dari makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Vitamin B2 juga penting untuk pertumbuhan dan produksi sel darah merah. Sebagai pengobatan, vitamin B2 dipercaya efektif untuk mengobati sakit kepala dan menurunkan risiko katarak.
Rekomendasi asupan vitamin B2 yang disarankan adalah 1-1,5 mg per hari. Jika kekurangan vitamin B yang satu ini, tubuh akan kekurangan nutrisi lain, seperti zat besi dan protein. Pada ibu hamil, kekurangan vitamin B2 dapat menghambat pertumbuhan bayi dalam kandungan dan meningkatkan risiko preeklamsia.
Kekurangan vitamin B2 dapat dikenali dengan munculnya gejala berupa anemia, mata merah, kulit kering, bibir pecah-pecah, infeksi mulut, hingga sensitif terhadap cahaya.
3. Vitamin B3 (niacin)
Vitamin B3 perlu dikonsumsi sebanyak 10-15 mg per hari. Tanpa vitamin B3, tubuh akan mudah mengalami kelelahan, gangguan pencernaan, sariawan, muntah, kelelahan, hingga depresi.
Kalau parah, kekurangan vitamin B jenis ini bisa menimbulkan penyakit pellagra yang ditandai dengan ruam bersisik pada area kulit yang terkena matahari, muntah, diare, sakit kepala, tubuh sering lelah, depresi, mulut bengkak, lidah memerah cerah, dan kesulitan berkonsentrasi. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
4. Vitamin B5 (pantothenic acid)
Rekomendasi asupan vitamin B5 adalah 5 mg per hari. Kekurangan vitamin B5 merupakan kasus yang langka, karena vitamin ini bisa ditemukan pada hampir semua jenis sayuran.
Namun jika terjadi, orang yang kekurangan vitamin B jenis ini akan mengalami sakit kepala, tubuh terasa lelah, mudah emosi, sensasi perih pada lengan atau kaki, mual, rambut rontok, denyut jantung meningkat, dan gangguan pencernaan .
5. Vitamin B6 (pyridoxine)
Asupan vitamin B7 yang direkomendasikan berkisar antara 1,3 – 1,5 mg per hari. Kekurangan vitamin B6 mengakibatkan anemia dan gangguan kulit, seperti ruam atau pecah-pecah di sekitar mulut.
Kurangnya vitamin B6 juga dapat meningkatkan risiko gangguan otak seperti depresi, kejang dan kebingungan, mual, otot berkedut, luka di sudut bibir, kesemutan dan nyeri pada tangan dan kaki.
6. Vitamin B7 (biotin)
Biotin atau vitamin B7 merupakan nutrisi yang berperan mengubah karbohidrat dan lemak menjadi energi. Selain itu, biotin juga merupakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan mata dan pertumbuhan rambut, mengatur metabolisme, dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Kekurangan jenis vitamin B yang satu ini bisa Anda kenali dengan munculnya gejala berupa rambut rontok, kulit kering, ruam bersisik di sekitar mata atau mulut, mata kering, kelelahan, dan depresi.
7. Vitamin B9 (folat)
Kekurangan vitamin B9 dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah atau anemia megaloblastik. Asupan folat yang direkomendasikan per hari adalah 400 – 600 mikrogram (mcg).
Tidak cukupnya vitamin B9 dalam tubuh bisa menimbulkan beragam gangguan kesehatan, seperti tubuh terasa lelah, sesak napas, rambut beruban, sariawan, pertumbuhan tubuh yang buruk, dan lidah membengkak.
8. Vitamin B12
Tidak memadainya jumlah vitamin B12 dalam tubuh ditandai dengan penyakit kuning (jaundice), anemia, kehilangan nafsu makan, gangguan penglihatan, susah buang air besar, detak jantung tidak teratur, hingga napas sesak.
Jika tidak mendapatkan penanganan, kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan komplikasi berupa kemandulan, pikun, cacat tabung saraf pada janin, gangguan penglihatan, hingga ataksia.
Cara Memenuhi Kebutuhan Vitamin B
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin B harian, Anda bisa mengonsumsi makanan-makanan atau pun minuman yang mengandung nutrisi ini. Bayam, telur, susu, daging ayam, dan yoghurt merupakan contoh makanan yang kaya akan vitamin B.
Selain dari makanan, asupan vitamin B juga bisa didapatkan dari berbagai suplemen atau multivitamin. Namun untuk menentukan jenis suplemen dan dosisnya, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter gizi.
Dokter akan menentukan jenis serta dosis suplemen vitamin B yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, sekaligus membuatkan daftar makanan yang baik Anda konsumsi untuk memenuhi kebutuhan vitamin B.
Vitamin C
Vitamin C adalah nutrisi yang fungsinya cukup krusial bagi tubuh, karena vitamin C punya banyak manfaat kesehatan seperti meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah flu. Kurangnya vitamin C telah dikaitkan oleh berbagai penyakit dan masalah kesehatan.
Penyakit yang paling umum terjadi akibat kekurangan vitamin C adalah penyakit kudis yang terjadi karena tubuh kekurangan kolagen sebagai akibat rendahnya kadar vitamin C. Para peneliti juga telah mempelajari kaitan antara desifiensi vitamin C dengan masalah neurologis.
Penelitian tersebut dilakukan di Vanderbilt University Medical Center dan hasilnya dicatat dalam Journal of Neurochemistry edisi bulan Oktober 2012, seperti dilansir naturalnews, Selasa (18/12/2012).
Peneliti menggunakan pengujian terhadap tikus yang secara genetik telah direkayasa untuk menonaktifkan gen yang biasanya mengatur asupan vitamin C. Tikus-tikus tersebut dapat hidup sehat kembali setelah mendapat asupan vitamin C dengan asam askorbat (AA) secara ekstrenal.
Tetapi untuk keperluan studi ini, peneliti menciptakan periode dimana peneliti terlambat untuk memberikan AA pada tikus. Sebelum dan sesudah periode tersebut, peneliti mengambil sampel darah dan mengamati pola perilakunya. Pada awal berkurangnya AA dalam tubuh, tikus mengalami depresi dan dorongan perilaku yang kuat untuk mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung glukosa.
Setelah tikus benar-benar kehilangan AA untuk kedua kalinya, sampel darah tikus menunjukkan penurunan kadar glukosa darah, kerusakan oksidatif lipid dan protein dalam korteks, dan penurunan metabolit dopamin dan serotonin di kedua korteks dan striatum otak. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan neurologis.
Masalah neurologis, fisiologis dan psikologis yang ekstrim akibat kekurangan vitamin C tersebut berangsur-angsur membaik setelah kebutuhan vitamin C terpenuhi dengan meningkatkan asupannya. Obat yang paling sederhana adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, lemon, limau, kubis, kembang kol, asparagus, brokoli dan lainnya.
Selain hal tersebut di atas, tubuh yang kekurangan vitamin C juga dapat ditandai oleh gejala sebagai berikut:
1. Kekurangan energi yang kronis, kelemahan dan depresi
Kekurangan vitamin C bahkan juga dapat mempengaruhi kekuatan tulang. Tingkat vitamin C yang rendah juga dapat menyebabkan penurunan berat badan secara drastis.
2. Pendarahan gusi, gigi tanggal, atau gingivitis
Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan kolagen yang diperlukan untuk membangun dan memelihara jaringan gigi dan gusi. Vitamin C sangat diperlukan oleh tubuh untuk mensintesis kolagen.
3. Perubahan suasana hati
Orang yang kekurangan vitamin C, moodnya mudah sekali berubah-ubah, gampang emosi, dan mudah marah.
4. Kulit memar
Kulit yang mudah memar dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, bisa menjadi indikasi kekurangan vitamin C. Lambatnya penyembuhan luka ringan secara alami oleh tubuh juga menunjukkan bahwa kadar vitamin C dalam tubuh kurang memadai.
5. Nyeri sendi
Nyeri sendi atau tungkai yang kronis merupakan tanda-tanda kain yang mengindikasikan bahwa tubuh kekurangan vitamin C. Kadang-kadang penyakit kudis yang parah juga dapat menyebabkan pendarahan di dalam sendi dan menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan.
6. Anemia
Anemia adalah tanda lain dari kemungkinan kekurangan vitamin C. Orang yang kekurangan vitamin C juga gampang jatuh sakit karena sistem kekebalan tubuhnya melemah.
Penyakit yang paling umum terjadi akibat kekurangan vitamin C adalah penyakit kudis yang terjadi karena tubuh kekurangan kolagen sebagai akibat rendahnya kadar vitamin C. Para peneliti juga telah mempelajari kaitan antara desifiensi vitamin C dengan masalah neurologis.
Penelitian tersebut dilakukan di Vanderbilt University Medical Center dan hasilnya dicatat dalam Journal of Neurochemistry edisi bulan Oktober 2012, seperti dilansir naturalnews, Selasa (18/12/2012).
Peneliti menggunakan pengujian terhadap tikus yang secara genetik telah direkayasa untuk menonaktifkan gen yang biasanya mengatur asupan vitamin C. Tikus-tikus tersebut dapat hidup sehat kembali setelah mendapat asupan vitamin C dengan asam askorbat (AA) secara ekstrenal.
Tetapi untuk keperluan studi ini, peneliti menciptakan periode dimana peneliti terlambat untuk memberikan AA pada tikus. Sebelum dan sesudah periode tersebut, peneliti mengambil sampel darah dan mengamati pola perilakunya. Pada awal berkurangnya AA dalam tubuh, tikus mengalami depresi dan dorongan perilaku yang kuat untuk mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung glukosa.
Setelah tikus benar-benar kehilangan AA untuk kedua kalinya, sampel darah tikus menunjukkan penurunan kadar glukosa darah, kerusakan oksidatif lipid dan protein dalam korteks, dan penurunan metabolit dopamin dan serotonin di kedua korteks dan striatum otak. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan neurologis.
Masalah neurologis, fisiologis dan psikologis yang ekstrim akibat kekurangan vitamin C tersebut berangsur-angsur membaik setelah kebutuhan vitamin C terpenuhi dengan meningkatkan asupannya. Obat yang paling sederhana adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, lemon, limau, kubis, kembang kol, asparagus, brokoli dan lainnya.
Selain hal tersebut di atas, tubuh yang kekurangan vitamin C juga dapat ditandai oleh gejala sebagai berikut:
1. Kekurangan energi yang kronis, kelemahan dan depresi
Kekurangan vitamin C bahkan juga dapat mempengaruhi kekuatan tulang. Tingkat vitamin C yang rendah juga dapat menyebabkan penurunan berat badan secara drastis.
2. Pendarahan gusi, gigi tanggal, atau gingivitis
Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan kolagen yang diperlukan untuk membangun dan memelihara jaringan gigi dan gusi. Vitamin C sangat diperlukan oleh tubuh untuk mensintesis kolagen.
3. Perubahan suasana hati
Orang yang kekurangan vitamin C, moodnya mudah sekali berubah-ubah, gampang emosi, dan mudah marah.
4. Kulit memar
Kulit yang mudah memar dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, bisa menjadi indikasi kekurangan vitamin C. Lambatnya penyembuhan luka ringan secara alami oleh tubuh juga menunjukkan bahwa kadar vitamin C dalam tubuh kurang memadai.
5. Nyeri sendi
Nyeri sendi atau tungkai yang kronis merupakan tanda-tanda kain yang mengindikasikan bahwa tubuh kekurangan vitamin C. Kadang-kadang penyakit kudis yang parah juga dapat menyebabkan pendarahan di dalam sendi dan menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan.
6. Anemia
Anemia adalah tanda lain dari kemungkinan kekurangan vitamin C. Orang yang kekurangan vitamin C juga gampang jatuh sakit karena sistem kekebalan tubuhnya melemah.
Vitamin D
Kekurangan vitamin D sering kali sulit terdeteksi karena gejalanya yang tidak spesifik. Padahal, kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah pada tulang, seperti penyakit rakitis dan osteoporosis, serta melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Berdasarkan rekomendasi angka kebutuhan gizi dari Kementrian Kesehatan, vitamin D perlu dikonsumsi sebanyak 15 mikrogram (mcg) per hari oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa hingga usia 65 tahun. Sedangkan untuk lansia di atas usia 65 tahun, dosis vitamin D yang dianjurkan adalah 20 mcg per hari.
Penyebab Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D atau defisiensi vitamin D adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan asupan vitamin tersebut secara cukup. Ini bisa terjadi karena kurang mengonsumsi makanan sumber vitamin D atau jarang terpapar sinar matahari.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kekurangan vitamin D, yaitu:
- Menderita gangguan atau penyakit yang dapat menghambat penyerapan vitamin D di saluran cerna, seperti penyakit radang usus dan malabsorpsi.
- Menderita alergi susu atau intoleransi laktosa.
- Memiliki warna kulit gelap.
- Berusia lanjut.
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya obat antikejang atau pengobatan HIV.
- Menjalani pola makan vegetarian.
Tanda-Tanda Kekurangan Vitamin D
Defisiensi vitamin D bisa dialami oleh siapa pun, termasuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Meski umumnya tidak memiliki gejala yang spesifik, ada beberapa tanda dan gejala yang bisa timbul ketika tubuh kekurangan vitamin D.
Pada bayi dan anak
Bayi dan anak-anak yang kekurangan vitamin D dapat menunjukkan beberapa gejala berikut:
- Sesak napas.
- Kram dan kejang otot.
- Pertumbuhan lebih lambat.
- Terlambat tumbuh gigi dan berjalan.
- Nyeri tulang.
Selain gejala-gejala di atas, bentuk kaki yang bengkok dapat menjadi tanda anak kekurangan vitamin D. Mudah terserang penyakit juga bisa menandakan anak mengalami defisiensi vitamin D, karena kekurangan vitamin ini dapat melemahkan daya tahan tubuh.
Pada orang dewasa
Pada orang dewasa, kekurangan vitamin D biasanya ditandai dengan beberapa gejala berikut:
- Sering mengalami nyeri otot, nyeri punggung, dan nyeri tulang.
- Tulang rapuh atau mudah patah, meskipun tidak mengalami cedera berat.
- Mudah terserang penyakit infeksi, seperti flu.
- Tubuh mudah lelah atau lelah berkepanjangan.
- Suasana hati yang buruk, atau menunjukkan gejala depresi.
- Luka yang sulit sembuh.
- Rambut rontok.
Beberapa gejala kekurangan vitamin D di atas bisa menyerupai tanda dan gejala penyakit lain. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan ke dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar vitamin D di dalam tubuh.
Bahaya Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya, kondisi ini bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami sejumlah gangguan kesehatan.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kekuatan tulang. Biasanya ditandai dengan tulang kaki yang bengkok. Pada anak-anak, kondisi ini disebut penyakit rakitis, sedangkan pada orang dewasa, disebut osteomalacia.
Selain gangguan tulang, defisiensi vitamin D juga diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya beberapa penyakit, seperti:
- Osteoporosis.
- Radang sendi.
- Penyakit infeksi, seperti pneumonia, sepsis, dan TBC.
- Depresi
- Sakit kepala dan migrain.
- Demensia.
- Diabetes.
- Obesitas
- Penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, gagal jantung, dan penyakit jantung.
- Multiple sclerosis.
- Rambut rontok.
- Kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker prostat.
Ibu hamil yang kurang asupan vitamin D berisiko mengalami sejumlah komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional, preeklampsia, dan kelahiran prematur, serta berisiko tinggi melahirkan secara caesar.
Cara Memenuhi Kebutuhan Vitamin D
Mencukupi asupan vitamin D harian dapat menjaga tulang agar kuat dan sehat, serta mencegah berbagai penyakit akibat kekurangan vitamin ini. Caranya adalah dengan:
- Mengonsumi makanan yang kaya akan vitamin D, seperti susu sapi, susu kedelai, yogurt, telur, dan minyak ikan. Makanan laut, seperti ikan sarden dan tuna, juga merupakan sumber vitamin D yang baik untuk dikonsumsi.
- Berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 20-30 menit, setidaknya 2 kali seminggu.
- Mengonsumsi suplemen vitamin D, jika diperlukan.
Meski demikian, patut diingat bahwa asupan vitamin D perlu dikonsumsi sesuai kebutuhan. Karena vitamin D adalah jenis vitamin yang larut lemak, kelebihan vitamin D akan ditumpuk di dalam tubuh. Akibatnya, lama kelamaan dapat terjadi keracunan vitamin D.
Untuk mengetahui dosis dan penggunaan suplemen vitamin D yang tepat dan sesuai kondisi kesehatan Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Vitamin E
Sejarah Penemuan[sunting | sunting sumber]
Vitamin E pertama kali ditemukan pada tahun 1922 oleh Dr. H.M Evans dari California melalui penelitian untuk mempertahankan kehamilan normal tikus betina diperlukan suatu subtansi tak dikenal[1]. Tanpa bahan ini, janin tikus akan mati dalam sepuluh hari saat dikandung. Tikus jantan yang kekurangan bahan ini juga mengalami kelainan pada testisnya[1]. Sehingga saat itu vitamin E disebut sebagai vitamin anti kemandulan. Pada wanita juga dianjurkan sebagai perawatan untuk kemandulan, kelainan menstruasi, peradangan vagina, gejala menopause, mencegah keguguran dan kesuburan benih[1].
Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1936 dari minyak tepung gandum[1]. Disebut vitamin E karena ditemukan setelah vitamin-vitamin yang sudah ada yaitu A, B, C, dan D. Bentuk vitamin E merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat rumit yang disebut ’tocopherol’.[1]
Kata ’tocopherol’ berasal dari bahasa Yunani: Toketos yang berati ’kelahiran anak’ dan Phero berarti ’saya bawa’, akhiran ’-ol’ ditambahkan untuk menunjukkan bahwa bahan ini merupakan salah satu dari alkohol yang menyebabkan mabuk jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.[1]
Sifat-sifat[sunting | sunting sumber]
Tocopherol tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan sebagainya[2]. Karena tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya dapat dicerna dengan bantuan empedu hati, sebagai pengelmulsi minyak saat melalui duodenum[3].
Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi.[3] Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100o C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan[2]. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap.[2]
Sumber[sunting | sunting sumber]
Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang berminyak atau sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan, susu, mentega, telur, sayur-sayuran, terutama kecambah[1]. Contoh sayuran yang paling banyak mengandung vitamin E adalah minyak biji gandum, minyak kedelai, minyak jagung, alfalfa, selada, kacang-kacangan, asparagus, pisang, strawberry, biji bunga matahari, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna hijau[1]. Vitamin E lebih banyak terdapat pada makanan segar yang belum diolah[3].
Satu unit setara dengan 1 mg alfa-tocopherol asetat atau dapat dianggap setara dengan 1 mg.[1] Selain itu ASI juga banyak mengandung vitamin E untuk memenuhi kebutuhan bayi.[1]
Dalam perkembangannya, Vitamin E diproduksi dalam bentuk pil, kapsul, dan lain-lain sebagaimana vitamin-vitamin yang sudah terlebih dahulu ada[1]. Vitamin yang sudah dikemas dalam berbagai bentuk ini banyak dijual bebas di pasaran serta dianggap berguna.[1]
Kegunaan[sunting | sunting sumber]
Vitamin E berguna untuk:
- meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan kesuburan, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner[3].
- berperan sangat penting bagi kesehatan kulit, yaitu dengan menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta mempercepat proses penyembuhan luka[3].
- sebagai Antioksidan. Semua vitamin E adalah antioksidan dan terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas.[4]. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas[1]Y. Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri diubah menjadi radikal[1]. Namun radikal ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses biokimia yang melibatkan senyawa lain[1].
- melindungi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh dari kerusakan[5]. Selain bisa melindungi dari akibat kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A dari kerusakan, vitamin ini juga bisa melindungi hewan dari akibat berbagai obat, bahan kimia, dan logam yang mendukung pembentukan radikal bebas.[1]
Sifat[sunting | sunting sumber]
Vitamin ini larut dalam lemak[5]. Kelarutannya dalam lemak merupakan sifat yang menguntungkan karena sebagian besar kerusakan akibat radikal bebas terjadi di dalam membran sel dan lipoprotein yang terbuat dari molekul lemak[2].
Dosis dan pengaruh[sunting | sunting sumber]
Bila vitamin E digunakan sebagai antioksidan, maka seorang perempuan membutuhkan sedikitnya 120 IU (international unit) per hari[3]. Namun menurut catatan medis, kebanyakan perempuan Indonesia hanya mengonsumsi makanan yang mengandung 10.4 - 13,4 IU per hari[3]. Untuk mencukupi kebutuhan itu, vitamin E dapat dikonsumsi dari vitamin E sintetis (dl-a tokoferol)[3].
Dosis vitamin E yang besar bisa memperbaiki dan mencegah terjadinya perkembangan kelainan saraf[6]. Beberapa penelitian menunjukan bahwa peningkatan konsumsi vitamin E dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh[6]. Asupan vitamin E harian sebesar 10-30 mg dianggap cukup untuk mempertahankan kadar viamin E dalam darah[7]. Namun batas konsumsi vitamin E yang dianjurkan adalah 8 sampai 10 IU (International Units)- suatu batas dimana sepertiga orang Amerika menggunakannya[7]. Untuk keuntungan maksimal vitamin E, diperlukan 100 sampai 400 IU setiap hari[7]. Sebagian besar penelitian menunjukan bahwa ini merupakan konsumsi optimal untuk mengurangi risiko penyakit kronis. Sedangkan dalam bahan makanan yang kita konsumsi setiap harinya diperkirakan mengandung 25 IU vitamin E[7].
Kekurangan[sunting | sunting sumber]
Kekurangan vitamin E akan menyeabkan sel darah merah terbelah. Proses ini disebut hemolisis eritrodit dan dapat dihindari dengan vitamin E.[1]
Akibat lain kekurangan vitamin E adalah[1]:
- perubahan degeneratif pada sistem saraf dan otot
- kelemahan dan kesulitan berjalan
- nyeri pada otot betis
- gangguan penglihatan
- anemia
- retensi cairan (odem)
- kelainan kulit
Pada bayi, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kelainan yang mengganggu penyerapan lemak pada bayi yang prematur dan kekurangan gizi.[6] Namun kekurangan vitamin E sesungguhnya sangat jarang terjadi karena vitamin ini banyak terdapat dalam makanan, terutama dalam minyak sayur.[6] Pada manusia kekurangan vitamin E bisa disebabkan karena diet yang sangat buruk dalam jangka waktu lama.[6]
Kelebihan[sunting | sunting sumber]
Pada umumnya vitamin E dianggap sebagai bahan yang cukup aman.[3] Dalam beberapa kasus, kelebihan vitamin E menimbulkan gangguan pada kinerja sistem imun terhadap infeksi[7]. Gejala yang akan dirasakan adalah sakit kepala, lemah dan selalu lelah, serta pusing yang disertai gangguan penglihatan[3]. Untuk itu, jumlah vitamin E dalam tubuh harus berada dalam batasan yang ketat.[3]
Vitamin K
ekurangan vitamin K biasanya dialami oleh bayi baru lahir. Namun terkadang, kekurangan vitamin K juga bisa menimpa orang dewasa. Orang yang kekurangan nutrisi ini dapat mengalami sejumlah masalah kesehatan yang serius, terutama perdarahan.
Vitamin K adalah vitamin yang berperan penting dalam menghasilkan zat di dalam tubuh untuk menunjang pembekuan darah.
Kekurangan vitamin K dapat dikenali dengan munculnya gejala berupa mudah memar, sering mimisan, serta tinja berwarna gelap dan disertai bercak darah. Terkadang bercak darah juga ditemukan di bawah kuku.
Pada bayi, kekurangan vitamin K bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan. Perdarahan ini bisa terjadi pada organ tubuh bayi, misalnya perdarahan otak dan saluran cerna.
Selain itu, kekurangan vitamin K pada bayi juga bisa menyebabkan hambatan tumbuh kembang dan gangguan pertumbuhan tulang. Oleh karena itu, bayi perlu mendapat suntikan vitamin K setelah ia lahir.
Vitamin K terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Vitamin K1, atau dikenal juga dengan nama phylloquine, merupakan vitamin K yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (makanan).
- Vitamin K2, dikenal juga dengan nama menaquinone, merupakan vitamin K yang diproduksi oleh bakteri baik yang terdapat di usus.
Penyebab Kekurangan Vitamin K pada Orang Dewasa dan Bayi
Kekurangan vitamin K sangat jarang terjadi pada orang dewasa. Kondisi ini lebih umum dialami oleh bayi baru lahir. Pada orang dewasa, kekurangan vitamin K bisa disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
- Memiliki pola makan buruk dan jarang mengonsumsi makanan tinggi vitamin K.
- Mengonsumsi obat pengencer darah, misalnya coumarin. Obat pengencer darah dapat mengganggu produksi protein yang turut berperan dalam proses pembekuan darah.
- Menjalani pengobatan dengan Antibiotik dapat menurunkan produksi dan efektivitas vitamin K di dalam tubuh.
- Menderita gangguan penyerapan nutrisi atau malabsorb Kondisi ini bisa Anda alami saat menderita penyakit celiac, cystic fibrosis, dan gangguan usus atau saluran empedu. Malabsorbsi bisa juga terjadi akibat efek samping dari operasi pengangkatan usus.
Sedangkan pada bayi, kekurangan vitamin K bisa terjadi akibat:
- Bayi tidak mendapat cukup asupan vitamin K saat masih di dalam kandungan, karena adanya kelainan pada plasenta atau ibu kekurangan vitamin K saat hamil.
- Kandungan vitamin K dalam air susu ibu (ASI) sangat sedikit.
- Usus bayi mengalami masalah, sehingga tidak memproduksi vitamin K.
Untuk mengetahui penyebab pasti kekurangan vitamin K, baik pada orang dewasa maupun bayi, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Untuk mengetahui apakah pasien mengalami kekurangan vitamin K, dokter akan melakukan tes darah untuk menilai kadar vitamin K dan fungsi pembekuan darah.
Apa Saja Dampak Kekurangan Vitamin K?
Kekurangan vitamin K dapat menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan, di antaranya:
Perdarahan hebat
Tubuh membutuhkan vitamin K untuk memproduksi protein tertentu yang berperan dalam proses pembekukan darah. Ketika tubuh kekurangan vitamin K, maka produksi zat yang berfungsi untuk membekukan darah pun akan menurun. Akibatnya, Anda lebih berisiko mengalami perdarahan hebat.
Osteoporosis
Selain berperan dalam proses pembekuan darah, vitamin K juga memiliki pengaruh terhadap kesehatan dan kekuatan tulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin K dapat menurunkan kepadatan tulang, sehingga Anda lebih berisiko mengalami osteoporosis.
Penyakit jantung
Temuan dari sejumlah penelitian menjelaskan bahwa vitamin K turut berperan dalam menjaga kesehatan pembuluh darah jantung. Oleh karena itu, orang yang kekurangan vitamin K memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan jantung, seperti penyakit jantung koroner.
Cara Memenuhi Kebutuhan Vitamin K
Kebutuhan vitamin K tiap orang tidaklah sama, tergantung usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatannya secara umum.
Orang dewasa dianjurkan untuk mendapatkan asupan vitamin K sebanyak 50-65 mikrogram/hari. Sedangkan jumlah asupan vitamin K yang dianjurkan untuk anak-anak dan remaja adalah 35-50 mikrogram/hari. Pada bayi, anjuran asupan vitamin K adalah 5-15 mikrogram/hari.
Kebutuhan vitamin K tersebut dapat dipenuhi dengan mengonsumsi:
- Buah-buahan, seperti alpukat, mangga, anggur.
- Kacang kedelai.
- Sayuran, seperti kubis, brokoli, lobak, kale, kol, dan bayam.
- Daging.
- Telur.
Untuk mencukupi kebutuhan vitamin K-nya, bayi bisa mulai diberikan beberapa makanan di atas ketika ia sudah boleh mengonsumsi MPASI.
https://www.alodokter.com/mari-waspadai-kekurangan-vitamin-d-dari-sekarang
https://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_E
https://www.alodokter.com/penyebab-dan-dampak-kekurangan-vitamin-k
0 komentar:
Posting Komentar